BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Balakang
Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga. Pada banyak species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang
telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah
adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat
mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang
tidak berasal dari buah. Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat
besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, 'biji' bunga-matahari, 'biji' lada, atau polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk buah sejati.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah
biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas.
Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu,
untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah
sejati. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan
baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah
dinamakan pomologi (Ashari, 2004).
1.2
Tujuan
Adapun tujan dari praktikum ini adalah untuk
mengenal bagian-bagian buah dan bagian biji.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Buah (Fructus)
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium).
Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum),
yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah
serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh
menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus
tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang
berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji,
membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan
berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan
sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti
sel keduanya (Sujana, 2007).
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh
menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal
buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu
atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada
buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal),
mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil)
akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan
buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah
berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah
bakal biji yang terbuahi (Sujana, 2007)
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan
dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp
(pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat
dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta
lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp
(mesocarpium) (Resmisari, 2008)
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang
berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain
(umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu
dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu
merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi
penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami
bagaimana suatu macam buah terbentuk (Resmisari, 2008)
2.2
Tipe-Tipe Buah
Buah-buah itu sedemikian beragam,
sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat
mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya
kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal:
'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani). Baik buah
sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat
dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni (Ashari, 2004):
buah tunggal, yakni buah
yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji
atau lebih.
buah ganda, yakni jika
buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing
bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi
kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
buah majemuk, yakni jika
buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak
bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah
saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus) (Ashari, 2004).
2.3
Buah Tunggal
Buah tunggal,
atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas
bentuk-bentuk buah kering (siccus),
yakni yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang
dinding buahnya tebal berdaging
(Tjitrosoepomo, 2007).
Buah kering selanjutnya dibedakan atas
buah yang tidak memecah (indehiscens)
dan yang memecah (dehiscens).
Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya
buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah
tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras (Sujana, 2007).
2.3 Buah ganda
Buah berganda adalah buah yang
terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah
itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi
kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah
penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya (Sujana, 2007):
2.4
Buah majemuk
Buah majemuk adalah buah hasil
perkembangan bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang
tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya (Ashari, 2008):
buah padi
majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan
buah-buah jagung, bukan biji jagung.
Sesuai dengan definisi, buah ganda dan
buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat
bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang turut bertumbuh dan
berkembang menjadi buah, baik bagian-bagian itu menjadi bagian utama buah
ataupun bukan
(Tjitrosoepomo, 2007).
2.5 Biji (Semen)
Ø
Biji
merupakan organ reproduksi pada tumbuhan berbiji (spermatophyta) karena biji
mengandung calon tumbuhan baru (lembaga)
Ø
Biji
duduk pada tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta)
Ø Tangkai
pendukung biji disebut tali pusar (funiculus)
Ø
Bagian
biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus)
Ø
Adakalanya
tali pusar ikut tumbuh, serubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji
(arillus) (Resmisari, 2008).
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti oleh pembuahan,
bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji akan tumbuh menjadi biji.
Bagi pertumbuhan biji (Spermatophyta)
biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama karean biji mengandung
calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji tumbuhan dapat
mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke tempat lain.
Pada biji umumnya dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
- Kulit biji (spermodermis)
- Tali pusar (fun
culus)
- Inti
biji atau isi biji (nucleus seminis)
(Tjitrosoepomo, 1985).
0 komentar:
Posting Komentar