BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hampir
setiap fungsi dinamik dalm makhluk hidup bergantung pada protein. Faktanya, nilai penting protein
digaris bawahi oleh namanya, yang berasal dari kata Yunani proteious, yang
berarti ‘tempat pertama’. Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian
besar sel, dan protein teramat penting bagi hampir semua hal yang dilakukan
organisme. Beberapa protein mempercepat reaksi kimia, sedangkan yang lain
berperan dalam penyokongan struktural, penyimpanan, transpor komunikasi
selular, pergerakan serta pertahanan melawan zat asing.
Kehidupan
tiadak akan mungkin terjadi tanpa enzim (enzym), yang sebagian besar
diantanya merupakan potein. Protein-protein enzimatik meregulasi metabolisme
dengan cara bekrja sebagai katalis (catalyst), agen kimia yang secara
selektif mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena enzim dapat
melakukan fungsinya secara berulang-ulang, molekul-molekul ini dapat dianggap
sebagai kuda hela yang mempertahakan sel tetap bekerja dengan cara melaksanakan
proses-proses kehidupan.
Potein
adalah bagian dari sel makhluk hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada dalam otot, seperlima ada
dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam kulit, selebihnya
ada di dalam cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat –zat gizi dan darah, matriks intraselular dan sebagainya adalah
protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai
prekursor (senyawa yang mendahului senyawa laindalam jalur metabolisme)
sebagian besar koenzim hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial
untuk kehidupan. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh
zat gizi lain, yaitu pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Potein
merupakan satu-satunya makronutrien yang mengandung unsur nitrogen (N). Selain
itu apabila dibandingkan dengan makronutrien lain seperti lemak dan
karbohidrat, protein jauh lebih kompleks karena selain mengandung karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) adapula sebagian protein yang mengandung S.
Bahkan terkadang ada pula yang mengandung P,Fe, dan Cu.
1.2 Rumusan
Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan protein dan bagaimana klasifikasinya?
b. Apakah fungsi dari protein?
c. Bagaimanakah proses sintesis protein yang terjadi pada tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
a.
Megetahui dan memahami tentang pengertian protein
b.
Mengetahui dan memahami fungsi dari protein
c.
Mengetahui dan memahami terjadaninya proses sintesis protein pada tubuh
1.4 Manfaat Penulisan
a.
Bagi Mahasiswa
·
Mengetahui pengertian protein dan proses
sintesisnya dalam tubuh
·
Mengetahui pentingnya protein dalam
metabolisme tubuh
b.
Bagi Penulis
·
Membiasakan
diri untuk menyelesaikan masalah
·
Menjadi
salah satu sarana untuk melatih diri mengembangkan bakat dalam menulis dan
meneliti
·
Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat
bagi masyarakat
1.5 Metode
Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini untuk kami mengggunakan metode kepustakaan, yaitu mencari sumber dari buku-buku
yang terkait dengan sintesis proten. Kemudian kami juga mengambil referensi
dari Internet, sebagai pembanding dan penambah sumber-sumber yang telah ada
sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa
Yunani yang
berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Protein adalah
suatu makro-molekul. Yang terkecilpun mempunyai berat molekul dalam ukuran 6000
dan beberapa mempunyai berat molekul lebih besar dari 1 juta. Semua protein mempunyai satu atau lebih
polimer yang linier dan tak bercabang. Monomer yang membuat polimer ini disebut
asam amino.
Kebanyakan
protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein
terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi,
protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino
tersebut (heterotrof).
Protein
merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid,
dan polinukleotida,
yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan
salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius
pada tahun 1838.
Kira-kira 50% dari berat kering organisme yang hidup
adalah protein. Dan protein bukan hanya sekedar bahan simpanan atau bahan
struktural seperti halnya dengan polisakarida. Variasi fungsi protein sama
banyaknya dengan variasi fungsi kehidupan itu sendiri. Semua katalisator yang
berjumlah ribuan, yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia dalam zat yang
hidup adalah protein.
2.2
Klasifikasi
Protein
Protein diklasifikasikan dalam berdasarkan beberapa hal yaitu:
a)
Berdasarkan fungsi biologik
1.
Protein struktural
Contoh : Protein serat kolagen, elastin, keratin, fibrin.
2.
Enzim
3.
Hormon
4.
Toxin
5.
Antibodi
6.
Hemoglobin
b)
Berdasarkan Komposisi
1.
Protein sederhana
2.
Protein terkonjugasi (gugus
prostetik)
Contoh : Khromoprotein,
fosfoprotein, glikoprotein, lipoprotein, nukleoprotein.
c)
Berdasarkan
sifat protein
1.
Kelarutan
: albumin, globulin, fibrinogen
2.
Bentuk
: globuler, fibrosa
3.
Sifatnya
dengan elektroforesis
4.
Sedimentasi
: VLDL, IDL, LDL, HDL.
5.
Imunologis
: Ig A, D, E, G, M.
6.
Struktur
tiga dimensi : primer, sekunder, tertier, kuarterner
d)
Berdasarkan bentuk umum
1.
Protein globular: mempunyai rasio aksial (ratio
pjg thd lebar) kurang dari 10 dan umumnya tidak lebih dari 3-4 dan ditandai dgn
rantai polipetida yg penuh lipatan dan berbelit. Molekul air mudah menerobos dlm
ruang-ruang kosong dalam protein ini. Dapat terdispersi dgn mudah baik dlm air
atau larutan garam.
Contoh: Insulin, albumin,
globulin plasma, kasein dan banyak enzim.
2.
Protein serabut (fibrous protein): mempunyai rasio aksial lebih
dari 10 dan ditandai oleh rantai polipepdtida atau kelompok rantai yg membelit
dalam bentuk spiral atau heliks dan dihubungkan oleh ikatan disulfida. Dalam
protein fibrosa ini biasanya terdapat susunan yg teratur dan molekul-molekulnya
tersusun rapat. Pada molekul ini terdapat ikatan silang antar rantai asam amino
yg berdekatan sehingga molekul air sukar menerobos molekul ini. Protein ini
biasanya tidak larut dlm air.
Contohnya: keratin, miosin,
kolagen, gluten, elastin dll.
2.3
Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi yang
unik bagi tubuh:
1)
Protein menyediakan bahan-bahan yang penting
peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh.
2)
Protein bekerja sebagai pengatur kelangsungan proses
di dalam tubu
3)
Memberikan tenaga, jika keperluannya tidak dapat
dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
a)
Pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh
Protein sebagai zat pembangun, yaitu merupakan bahan pembangun jaringan
baru. Dengan demikian protein amatlah penting bagi semua taraf kehidupan, mulai
dari masa anak-anak, remaja yang sedang tumbuh, juga pada masa hamil dan
menyusui pada wanita dewasa, orang sakit dan dalam taraf penyembuhan, demikian
juga orang dewasa dan lanjut usia. Berarti pembentukan jaringan baru selalu
terjadi selama kita hidup.
Tubuh yang menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan
protein untuk digunakan dalam keadaan darurat. Tetapi bila keadaan tidak
menerima menu seimbang/mencukupi tubuh berlanjut terus, maka gejala-gejala
kurang protein akan timbul.
Protein sebagai pembangun/pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran susunan komposisi tubuh manusia. Lebih kurang dua puluh persen (20%) atau 1/5 bagian berat badan orang dewasa terdiri dari protein.
Protein sebagai pembangun/pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran susunan komposisi tubuh manusia. Lebih kurang dua puluh persen (20%) atau 1/5 bagian berat badan orang dewasa terdiri dari protein.
Dari analisa berat kering sebanyak 50% atau separuh berat tubuh orang
dewasa terdiri daro ptotein. Dari bagian tersebut 1/3 bagiannya berada dalam
otot 1/5 bagian tersimpan dalam tulang dan cartilage (tulang rawan), 1/10
bagian tersimpan dalam kulit dan sisanya berada dalam cairan tubuh dan
jaringan-jaringan. Sebagai pembangun (body building), protein berfungsi:
a)
Bagian utama dari sel inti (nucleus) dan protoplasma
b)
Bagian padat dari jaringan dalam tubuh misal: otot,
glandula, sel sel/butir darah
c)
Penunjang organic dan matrix tulang, gigi, rambut dan
kuku Bagian dari enzim
d)
Bagian dari cairan yang diekresikan kelenar kecuali
empedu, keringat dan urine (tidak mengandung protein)
e)
Bagian dari antibody (zat kekebalan tubuh = globulin),
berarti protein penting peranannya dalam menjaga kekebalan tubuh terhadap
infeksi.
b)
Protein sebagai pengatur
Selain protein amat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan,
protein juga turut memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung
dalam tubuh. Hormone yang mengatur proses pencernaan dalam tubuh adalah terdiri
dari protein.
Mineral dan vitamin yang bergabung dengan protein membentuk enzim yang
berperanan besar untuk kelangsungan proses pencernaan dalam tubuh. Demikian
juga zat kekebalan tubuh (antibodies) mengandung protein. Protein juga mengatur
tekanan osmosa, pada keseimbangan cairan dan PH (asam – basa darah)
Protein membantu mengatur keluar masuknya cairan, nutrient (zat gizi) dan
metabolit dari jaringan masuk ke saluran darah. Pada saat orang mengalami
kekurangan plasma protein, maka keseimbangan cairan akan terganggu dan akan
berakumulasi di sekitar jaringan, sehingga terjadi pembengkakan (oedema)
“nutritional Oedema” adalah salah satu gejala klinis yang terlihat pada
penderita hypoproteinemia 9rendah plasma protein).
c)
Protein sebagai bahan bakar
Karena komposisi protein mengandung unsure karbon, maka protein dapat berfungsi
sebagai bahan bakar sumber energy. Bila tubuh tidak menerima karbohidrat dan
lemak dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh, maka untuk menyediakan
energi bagi kelangsungan aktivitas tubuh protein akan dibakar sebagai sumber
energi. Dalam keadaan ini, keperluan tubuh akan diutamakan sehingga sebagian
protein tidak dapat dipergunakan untuk membentuk jaringan.
Protein mensuplai 4 kalori per gram, tetapi secara ekonomis sumber energy
yang berasal dari protein adalah mahal dibanding lemak dan karbohidrat. Jadi
sekalipun protein dapat digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar, akan tetapi
tidaklah ekonomis jika kita makan protein secara berlebihan, selama energy bisa
didapat dari bahan makanan yang lebih murah yaitu yang mengandung karbohidrat dan
lemak, sebab umumnya pangan yang kaya akan protein harganya mahal.
2.4
Tinjuan Umum
Sintesis Protein
Protein mempunyai peranan penting
dalam organisasi struktural dan fungsional dari sel. Protein struktural
menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti
kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon)
mengawasi hamper semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan,
pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah sel tidak
mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti
sel, sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai
polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA
merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke
generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam
amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA
melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang
spesifik. Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia
makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu : Gula
pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa nitrogen,
dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin (T)} dan
purin {adenine (A) dan guanine (G)}.
Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri
spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik
dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik.
Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi
mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode
genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan
secara skematis sebagai berikut.
DNA transkripsi RNA translasi
Protein
2.5
Mekanisme
Sintesis Protein
2.5.1
Transkripsi
Sintesis
protein merupakan proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2 tahap yaitu
tahap transkripsi dan tahap translasi. Tahap transkripsi adalah tahap dimana
pada saat pembentukan mRNA di dalam nukleus dari DNA template dengan dibantu
oleh enzim polimerase. Tahap translasi adalah tahap dimana mRNA keluar dari
inti sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang terdiri dari
sub unit besar dan sub unit kecil. Sekarang kita akan membahas satu persatu
proses luar biasa itu yang ada didalam setiap sel tubuh kita.Ada
dua langkah utama dalam sintesis protein : Transkripsi dan Translasi. Langkah
pertama dalam produksi protein adalah transkripsi DNA menjadi molekul mRNA.
Proses tersebut dilaksanakan oleh enzim RNA polimerasi. Enzim itu melekat ke
DNA pada sekuens nukleotida spesifik yang disebut promotor. Promotor terletak
di depan gen yang hendak ditranslasasikan. Sejumlah enzim menstimulasi
penbukaan puntiran DNA lokal, dan hal itu memungkinkan RNA polimerisasi memulai
transkripsi dari salah satu untai DNA. Dalam sebuah gen, hanya satu untai DNA
yang ditranskripsi menjadi mRNA. Untai DNA tersebut dinamakan untai anticoding
atau antisense; untai DNA yang tidak ditranskripsikan disebut untai pengkode
atau untai sense. Sejumlah gen lain pada molekul DNA yang sama mungkin
menggunakan untai lain sebagai cetakan bagi sintesis RNA. Akan tetapi, dalam
sebuah gen, RNA polimerase tidak melompat-lompat dari satu untai DNA ke untai
lainnya untuk mentranskripsi molekul RNA. Terminasi atau pengakhiran proses
transkripsi trjadi ketika RNA polimerase bertemu dengan “sekuens nukleotida
terminator” di ujung sebuah gen struktural. Pada sjumlah gen bakteri, suatu
protein ksesoris berikatan dengan sekuens terminator dan karenanya membantu
dalam hal melepaskan RNA polimerase dari DNA. Mekanisme terminasi transkripsi
pada eukariota masih belum diketahui.
Pada
sel-sel eukariotik, transkrip mRNA primer di proses sebelum dilepaskan dari
nukleus sebagai molekul-molekul mRNA matang. Pada awalnya kebanyakan transkrip
primer eukariotik (pre-mRNA) adalah mosaik dari daerah daerah pengkode (ekson)
dan daerah-daerah bukan pengkode ( intron). Sebelum mRNA meninggalkan nukleus
untuk menjadi mRNA sitoplasmik yang matang, daerah-daerah bukan pengkode harus
disingkirkan secara tepat, dan ekson-ekson harus disambungkan. Sebagai
tambahan, sebuah nukleotida guain yang tidak bisa ( disebut cap atau
topi/tudung) dilekatkan ke ujung 5’, sedangkan serangkaian nukleotida adenin (
disebut ekor poli-A) dilekatkan keujung 3’ mRNA. Akan tetapi, pada sel-sek
prokariotik, tidak ada membran nukelus, dan tidak terjadi pemrosesan mRNA.
Kecuali pada arkaebakteria, gen-gen bakteri tidak mengandung intron. Dengan
demikian, bakteri dapat memulai translasi mRNA menjadi protein walaupun mRNA
belum selesai ditranskripsikan. ( Susan, 2006 )
Jadi pada
intinya Transkripsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai sense
(3′–>5″) DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan
rantai DNA oleh enzim ligase. Setelah itu penempelan enzim polimerase pada
daerah promotor sekuen gen dan barulah enzim polimerase mulai aktif menyalin
kode genetik pada rantai sense DNA hingga bagian triplet basa nitrogen yang
mengandung informasi untuk mengehentikan proses menyalin.
Pemindahan
kode dari 3′-5′-DNA ke m RNA
Hasil dari
proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang terdapat pada rantai
sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini disebut pula dengan kodon. Jadi
mRNA adalah kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA akan segera
bergerak meningggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk melakukan proses
selanjutnya(translasi).
2.5.2
Translasi
Dalam
langkah kedua pada sintesis protein, ribosom dan kompleks tRNA-metionin
(disebut metionil tRNA “bermuatan”) melekat didekat ujung 5’ molekul mRNA pada
kodon start atau kodon inisiasi (AUG) pertama dan mulai mentranslasikan sekuens
ribonukleotidanya menjadi sekuens asam amino protein. Ribosom terdiri atas tiga
molekul rRNA berbeda dan sekitar 50 protein berbeda. Masing-masing asam amino
dikodekan oleh setidaknya satu molekul tRNA. Karena kode genetik berdegenerasi,
sebenarnya dalam sintesis protein terlibat jauh lebih banyak dari 20 tRNA. Masing-masing asam amino menjadi
dilekatkan atau dimuatkan (pada ujung karboksilnya) ke ujung 3’ jenis tRNA-nya
sendiri oleh suatu enzim spesifik (amino-asil sintetase). Dengan demikian, ada
setidaknya 20 sintetase berbeda, dan tRNA yang “terisi” disebut teraktivikasi
atau bermuatan.
Lengkungan
(loop) basa-basa yang tak berpasangan di dekat bagian tengah tRNA
mengangkut sebuah triplet basa-basa yang bersebelahan, disebut antikodon.
Bagian-bagian lain tRNA diduga membentuk pasangan-pasangan basa komplementer
dengan rRNA ribosom selama sintesis proein atau berperan sebagai situs-situs
pengenala bagi amino-asil sintetase spesifik.
Translasi
kebanyakan protein diawali oleh kodon start 5’ AUG 3’, yang menspesifikasikan
asam amino metionin. Terdapat dua situs di ribososm bagi rRNA teraktivasi:
situs peptidil (situs P) dan situs amino-asil (situs A). Situs P akan dimasuki
oleh tRNA bermuatan metionin yang menjadi penginiasi translasi (barangkali
dengan melewati situs A). Antikodon 3’ UAC 5’ tRNA berpasangan dengan kodon 5’
AUG 3’ komplementer pada mRNA. Ribosom memegang semua reaktan dalam urutan yang
sesuai selama translasi. Situs A dimasuki oleh tRNA bermuatan yang kedua
(misalnya, yang dimuati oleh treonin), lagi-lagi melalui perpasangan basa
kodon-antikodon yang spesifik. Sebuah ikatan peptida terbentuk di antara dua
asama amino bersebelahan melalui kerja suatu bagian enzimatik ribosom yang
disebut peptidil transferase.
Pada
bakteri, tampaknya RNA ribosomal-lah yang bertanggung jawab bagi pembentukan
ikatan peptida. Ini adalah sebuah contoh aktifitas ribozim. Ikatan amino-asil
yang menghubungkan metionin dengan tRNA-nya apatah ketika ikatan peptida
terbentuk. Metionil-tRNA yang kini “tak bermuatan” di situs P pun terlepas
(biasanya akan teraktivasi lagi). Ribosom bergeser (bertranslokasi) sejauh tiga
nukleotida di sepanjang mRNA menuju posisi kodon terbuka baru yang terletak di
situs A yang kosong, seraya menggerakkan tRNA bermuatan-thr (yang kini melekat
ke sebuah dipeptida) dari situs A ke situs P. Situs A dimasuki oleh tRNA ketiga
(misalnya, yang dimuati oleh fenilalanin); terbentuk ikatan peptida di antara
asam amino kedua dan ketiga; tRNA kedua dari situs P; translokasi ribosom di
sepanjang mRNA menampakkan kodon berikutnya bagi arginin di situs A seraya
menggeser tRNA bermuatan-phe (yang kini membawa sebuah tripeptida) dari situs A
ke situ P; dan demikian seterusnya. Pada akhirnya, sistem tersebut mencapai
satu atau lebih kodon nonsense atau kodon stop (UAA, UAG atau UGA),
sehingga rantai polipeptida dilepaskan dari tRNA terakhir, tRNA terakhir
dilepaskan dari ribosom, dan ribosom dilepaskan dari mRNA. Dengan demikian,
ujung 5’ mRNA sama dengan ujung amino rantai polipeptida; ujung 3’ mRNA sama dengan ujung karboksil rantai
polipeptida.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida.
Protein mempunyai fungsi yang
unik bagi tubuh, antara lain: Protein menyediakan bahan-bahan yang penting
peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, Protein bekerja
sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh, Memberikan tenaga, jika
keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Sintesa protein adalah penyusunan
amino pada rantai polipeptida. Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara
akurat . Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua DNA
double helix. Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA.
Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang trejadi
berdasarkan arahan mRNA. Siklus urea merupakan bagian dari siklus nitrogen,
yang meliputi reaksi konversi amonia menjadi urea.
5.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan
tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya . Namun ,
penulis juga membutuhkan kritik yang membangun untuk menjadikan tambahan ilmu
bagi penulisnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Campbell, Neil A. 2010. BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1992. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
McGilvery,Robert W., 1996. Biokimia
Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya:
Airlangga
University Press.
Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar
Biokimia.Jakarta : Universitas Indonesia
Schumm,Dorothy E..1993.Intisari
Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara
Schaum’s, dkk.
2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Http://hernandhyhidayat.wordpress.com/asam-amino-komponen-penyusun-protein/.
Diakses pada tanggal 10 November 2012
0 komentar:
Posting Komentar