Rabu, 20 Maret 2013

SINTESIS PROTEIN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Hampir setiap fungsi dinamik dalm makhluk hidup bergantung pada protein. Faktanya, nilai penting protein digaris bawahi oleh namanya, yang berasal dari kata Yunani proteious, yang berarti ‘tempat pertama’. Protein menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel, dan protein teramat penting bagi hampir semua hal yang dilakukan organisme. Beberapa protein mempercepat reaksi kimia, sedangkan yang lain berperan dalam penyokongan struktural, penyimpanan, transpor komunikasi selular, pergerakan serta pertahanan melawan zat asing.
            Kehidupan tiadak akan mungkin terjadi tanpa enzim (enzym), yang sebagian besar diantanya merupakan potein. Protein-protein enzimatik meregulasi metabolisme dengan cara bekrja sebagai katalis (catalyst), agen kimia yang secara selektif mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena enzim dapat melakukan fungsinya secara berulang-ulang, molekul-molekul ini dapat dianggap sebagai kuda hela yang mempertahakan sel tetap bekerja dengan cara melaksanakan proses-proses kehidupan.
            Potein adalah bagian dari sel makhluk hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,  setengahnya ada dalam otot, seperlima ada dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam kulit, selebihnya ada di dalam cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat –zat gizi dan darah, matriks intraselular dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor (senyawa yang mendahului senyawa laindalam jalur metabolisme) sebagian besar koenzim hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

            Potein merupakan satu-satunya makronutrien yang mengandung unsur nitrogen (N). Selain itu apabila dibandingkan dengan makronutrien lain seperti lemak dan karbohidrat, protein jauh lebih kompleks karena selain mengandung karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) adapula sebagian protein yang mengandung S. Bahkan terkadang ada pula yang mengandung P,Fe, dan Cu.

1.2  Rumusan Masalah
a.       Apakah yang dimaksud dengan protein dan bagaimana klasifikasinya?
b.      Apakah fungsi dari protein?
c.       Bagaimanakah proses sintesis protein yang terjadi pada tubuh?
1.3  Tujuan Penulisan
a.         Megetahui dan memahami tentang pengertian protein
b.         Mengetahui dan memahami fungsi dari protein
c.         Mengetahui dan memahami terjadaninya proses sintesis protein pada tubuh
1.4  Manfaat Penulisan
a.         Bagi Mahasiswa
·                    Mengetahui pengertian protein dan proses sintesisnya dalam tubuh
·                    Mengetahui pentingnya protein dalam metabolisme tubuh
b.         Bagi Penulis
·         Membiasakan diri untuk menyelesaikan masalah
·         Menjadi salah satu sarana untuk melatih diri mengembangkan bakat dalam menulis dan meneliti
·         Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat
1.5  Metode Penulisan
            Dalam penulisan makalah ini untuk kami mengggunakan metode kepustakaan, yaitu mencari sumber dari buku-buku yang terkait dengan sintesis proten. Kemudian kami juga mengambil referensi dari Internet, sebagai pembanding dan penambah sumber-sumber yang telah ada sebelumnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Pengertian Protein
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein adalah suatu makro-molekul. Yang terkecilpun mempunyai berat molekul dalam ukuran 6000 dan beberapa mempunyai berat molekul lebih besar dari 1 juta.  Semua protein mempunyai satu atau lebih polimer yang linier dan tak bercabang. Monomer yang membuat polimer ini disebut asam amino.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Kira-kira 50% dari berat kering organisme yang hidup adalah protein. Dan protein bukan hanya sekedar bahan simpanan atau bahan struktural seperti halnya dengan polisakarida. Variasi fungsi protein sama banyaknya dengan variasi fungsi kehidupan itu sendiri. Semua katalisator yang berjumlah ribuan, yang memungkinkan terjadinya reaksi kimia dalam zat yang hidup adalah protein.


2.2              Klasifikasi Protein
Protein diklasifikasikan dalam berdasarkan beberapa hal yaitu:
a)      Berdasarkan fungsi biologik
1.      Protein struktural
Contoh : Protein serat kolagen, elastin, keratin, fibrin.
2.      Enzim
3.      Hormon
4.      Toxin
5.      Antibodi
6.      Hemoglobin
b)     Berdasarkan Komposisi
1.      Protein sederhana
2.      Protein terkonjugasi (gugus prostetik)
Contoh : Khromoprotein, fosfoprotein, glikoprotein, lipoprotein, nukleoprotein.
c)      Berdasarkan sifat protein
1.      Kelarutan : albumin, globulin, fibrinogen
2.      Bentuk : globuler, fibrosa
3.      Sifatnya dengan elektroforesis
4.      Sedimentasi : VLDL, IDL, LDL, HDL.
5.      Imunologis : Ig A, D, E, G, M.
6.      Struktur tiga dimensi : primer, sekunder, tertier, kuarterner
d)     Berdasarkan bentuk umum
1.      Protein globular: mempunyai rasio aksial (ratio pjg thd lebar) kurang dari 10 dan umumnya tidak lebih dari 3-4 dan ditandai dgn rantai polipetida yg penuh lipatan dan berbelit. Molekul air mudah menerobos dlm ruang-ruang kosong dalam protein ini. Dapat terdispersi dgn mudah baik dlm air atau larutan garam.
Contoh: Insulin, albumin, globulin plasma, kasein dan banyak enzim.

2.      Protein serabut (fibrous protein): mempunyai rasio aksial lebih dari 10 dan ditandai oleh rantai polipepdtida atau kelompok rantai yg membelit dalam bentuk spiral atau heliks dan dihubungkan oleh ikatan disulfida. Dalam protein fibrosa ini biasanya terdapat susunan yg teratur dan molekul-molekulnya tersusun rapat. Pada molekul ini terdapat ikatan silang antar rantai asam amino yg berdekatan sehingga molekul air sukar menerobos molekul ini. Protein ini biasanya tidak larut dlm air.
Contohnya: keratin, miosin, kolagen, gluten, elastin dll.
2.3              Fungsi Protein
Protein mempunyai fungsi yang unik bagi tubuh:
1)      Protein menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh.
2)      Protein bekerja sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubu
3)      Memberikan tenaga, jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
a)   Pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh
Protein sebagai zat pembangun, yaitu merupakan bahan pembangun jaringan baru. Dengan demikian protein amatlah penting bagi semua taraf kehidupan, mulai dari masa anak-anak, remaja yang sedang tumbuh, juga pada masa hamil dan menyusui pada wanita dewasa, orang sakit dan dalam taraf penyembuhan, demikian juga orang dewasa dan lanjut usia. Berarti pembentukan jaringan baru selalu terjadi selama kita hidup.
Tubuh yang menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan protein untuk digunakan dalam keadaan darurat. Tetapi bila keadaan tidak menerima menu seimbang/mencukupi tubuh berlanjut terus, maka gejala-gejala kurang protein akan timbul.

Protein sebagai pembangun/pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran susunan komposisi tubuh manusia. Lebih kurang dua puluh persen (20%) atau 1/5 bagian berat badan orang dewasa terdiri dari protein.
Dari analisa berat kering sebanyak 50% atau separuh berat tubuh orang dewasa terdiri daro ptotein. Dari bagian tersebut 1/3 bagiannya berada dalam otot 1/5 bagian tersimpan dalam tulang dan cartilage (tulang rawan), 1/10 bagian tersimpan dalam kulit dan sisanya berada dalam cairan tubuh dan jaringan-jaringan. Sebagai pembangun (body building), protein berfungsi:
a)        Bagian utama dari sel inti (nucleus) dan protoplasma
b)        Bagian padat dari jaringan dalam tubuh misal: otot, glandula, sel sel/butir darah
c)        Penunjang organic dan matrix tulang, gigi, rambut dan kuku Bagian dari enzim
d)       Bagian dari cairan yang diekresikan kelenar kecuali empedu, keringat dan urine (tidak mengandung protein)
e)        Bagian dari antibody (zat kekebalan tubuh = globulin), berarti protein penting peranannya dalam menjaga kekebalan tubuh terhadap infeksi.
b)   Protein sebagai pengatur
Selain protein amat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, protein juga turut memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung dalam tubuh. Hormone yang mengatur proses pencernaan dalam tubuh adalah terdiri dari protein.
Mineral dan vitamin yang bergabung dengan protein membentuk enzim yang berperanan besar untuk kelangsungan proses pencernaan dalam tubuh. Demikian juga zat kekebalan tubuh (antibodies) mengandung protein. Protein juga mengatur tekanan osmosa, pada keseimbangan cairan dan PH (asam – basa darah)
Protein membantu mengatur keluar masuknya cairan, nutrient (zat gizi) dan metabolit dari jaringan masuk ke saluran darah. Pada saat orang mengalami kekurangan plasma protein, maka keseimbangan cairan akan terganggu dan akan berakumulasi di sekitar jaringan, sehingga terjadi pembengkakan (oedema) “nutritional Oedema” adalah salah satu gejala klinis yang terlihat pada penderita hypoproteinemia 9rendah plasma protein).
c)      Protein sebagai bahan bakar
Karena komposisi protein mengandung unsure karbon, maka protein dapat berfungsi sebagai bahan bakar sumber energy. Bila tubuh tidak menerima karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh, maka untuk menyediakan energi bagi kelangsungan aktivitas tubuh protein akan dibakar sebagai sumber energi. Dalam keadaan ini, keperluan tubuh akan diutamakan sehingga sebagian protein tidak dapat dipergunakan untuk membentuk jaringan.
Protein mensuplai 4 kalori per gram, tetapi secara ekonomis sumber energy yang berasal dari protein adalah mahal dibanding lemak dan karbohidrat. Jadi sekalipun protein dapat digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar, akan tetapi tidaklah ekonomis jika kita makan protein secara berlebihan, selama energy bisa didapat dari bahan makanan yang lebih murah yaitu yang mengandung karbohidrat dan lemak, sebab umumnya pangan yang kaya akan protein harganya mahal.
2.4              Tinjuan Umum Sintesis Protein
            Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi hamper semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan, pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak. Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
            Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul yaitu : Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat, dan Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin {sitosin (S) dan timin (T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G)}.
            Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut.
DNA transkripsi RNA translasi Protein
2.5              Mekanisme Sintesis Protein
2.5.1        Transkripsi
            Sintesis protein merupakan proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi. Tahap transkripsi adalah tahap dimana pada saat pembentukan mRNA di dalam nukleus dari DNA template dengan dibantu oleh enzim polimerase. Tahap translasi adalah tahap dimana mRNA keluar dari inti sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom yang terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil. Sekarang kita akan membahas satu persatu proses luar biasa itu yang ada didalam setiap sel tubuh kita.Ada dua langkah utama dalam sintesis protein : Transkripsi dan Translasi. Langkah pertama dalam produksi protein adalah transkripsi DNA menjadi molekul mRNA. Proses tersebut dilaksanakan oleh enzim RNA polimerasi. Enzim itu melekat ke DNA pada sekuens nukleotida spesifik yang disebut promotor. Promotor terletak di depan gen yang hendak ditranslasasikan. Sejumlah enzim menstimulasi penbukaan puntiran DNA lokal, dan hal itu memungkinkan RNA polimerisasi memulai transkripsi dari salah satu untai DNA. Dalam sebuah gen, hanya satu untai DNA yang ditranskripsi menjadi mRNA. Untai DNA tersebut dinamakan untai anticoding atau antisense; untai DNA yang tidak ditranskripsikan disebut untai pengkode atau untai sense. Sejumlah gen lain pada molekul DNA yang sama mungkin menggunakan untai lain sebagai cetakan bagi sintesis RNA. Akan tetapi, dalam sebuah gen, RNA polimerase tidak melompat-lompat dari satu untai DNA ke untai lainnya untuk mentranskripsi molekul RNA. Terminasi atau pengakhiran proses transkripsi trjadi ketika RNA polimerase bertemu dengan “sekuens nukleotida terminator” di ujung sebuah gen struktural. Pada sjumlah gen bakteri, suatu protein ksesoris berikatan dengan sekuens terminator dan karenanya membantu dalam hal melepaskan RNA polimerase dari DNA. Mekanisme terminasi transkripsi pada eukariota masih belum diketahui.
            Pada sel-sel eukariotik, transkrip mRNA primer di proses sebelum dilepaskan dari nukleus sebagai molekul-molekul mRNA matang. Pada awalnya kebanyakan transkrip primer eukariotik (pre-mRNA) adalah mosaik dari daerah daerah pengkode (ekson) dan daerah-daerah bukan pengkode ( intron). Sebelum mRNA meninggalkan nukleus untuk menjadi mRNA sitoplasmik yang matang, daerah-daerah bukan pengkode harus disingkirkan secara tepat, dan ekson-ekson harus disambungkan. Sebagai tambahan, sebuah nukleotida guain yang tidak bisa ( disebut cap atau topi/tudung) dilekatkan ke ujung 5’, sedangkan serangkaian nukleotida adenin ( disebut ekor poli-A) dilekatkan keujung 3’ mRNA. Akan tetapi, pada sel-sek prokariotik, tidak ada membran nukelus, dan tidak terjadi pemrosesan mRNA. Kecuali pada arkaebakteria, gen-gen bakteri tidak mengandung intron. Dengan demikian, bakteri dapat memulai translasi mRNA menjadi protein walaupun mRNA belum selesai ditranskripsikan. ( Susan, 2006 )
Jadi pada intinya Transkripsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai sense (3′–>5″) DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan rantai DNA oleh enzim ligase. Setelah itu penempelan enzim polimerase pada daerah promotor sekuen gen dan barulah enzim polimerase mulai aktif menyalin kode genetik pada rantai sense DNA hingga bagian triplet basa nitrogen yang mengandung informasi untuk mengehentikan proses menyalin.
Pemindahan kode dari 3′-5′-DNA ke m RNA

Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang terdapat pada rantai sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini disebut pula dengan kodon. Jadi mRNA adalah kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA akan segera bergerak meningggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk melakukan proses selanjutnya(translasi).
2.5.2        Translasi
            Dalam langkah kedua pada sintesis protein, ribosom dan kompleks tRNA-metionin (disebut metionil tRNA “bermuatan”) melekat didekat ujung 5’ molekul mRNA pada kodon start atau kodon inisiasi (AUG) pertama dan mulai mentranslasikan sekuens ribonukleotidanya menjadi sekuens asam amino protein. Ribosom terdiri atas tiga molekul rRNA berbeda dan sekitar 50 protein berbeda. Masing-masing asam amino dikodekan oleh setidaknya satu molekul tRNA. Karena kode genetik berdegenerasi, sebenarnya dalam sintesis protein terlibat jauh lebih banyak dari 20 tRNA. Masing-masing asam amino menjadi dilekatkan atau dimuatkan (pada ujung karboksilnya) ke ujung 3’ jenis tRNA-nya sendiri oleh suatu enzim spesifik (amino-asil sintetase). Dengan demikian, ada setidaknya 20 sintetase berbeda, dan tRNA yang “terisi” disebut teraktivikasi atau bermuatan.
            Lengkungan (loop) basa-basa yang tak berpasangan di dekat bagian tengah tRNA mengangkut sebuah triplet basa-basa yang bersebelahan, disebut antikodon. Bagian-bagian lain tRNA diduga membentuk pasangan-pasangan basa komplementer dengan rRNA ribosom selama sintesis proein atau berperan sebagai situs-situs pengenala bagi amino-asil sintetase spesifik.
Translasi kebanyakan protein diawali oleh kodon start 5’ AUG 3’, yang menspesifikasikan asam amino metionin. Terdapat dua situs di ribososm bagi rRNA teraktivasi: situs peptidil (situs P) dan situs amino-asil (situs A). Situs P akan dimasuki oleh tRNA bermuatan metionin yang menjadi penginiasi translasi (barangkali dengan melewati situs A). Antikodon 3’ UAC 5’ tRNA berpasangan dengan kodon 5’ AUG 3’ komplementer pada mRNA. Ribosom memegang semua reaktan dalam urutan yang sesuai selama translasi. Situs A dimasuki oleh tRNA bermuatan yang kedua (misalnya, yang dimuati oleh treonin), lagi-lagi melalui perpasangan basa kodon-antikodon yang spesifik. Sebuah ikatan peptida terbentuk di antara dua asama amino bersebelahan melalui kerja suatu bagian enzimatik ribosom yang disebut peptidil transferase.
Pada bakteri, tampaknya RNA ribosomal-lah yang bertanggung jawab bagi pembentukan ikatan peptida. Ini adalah sebuah contoh aktifitas ribozim. Ikatan amino-asil yang menghubungkan metionin dengan tRNA-nya apatah ketika ikatan peptida terbentuk. Metionil-tRNA yang kini “tak bermuatan” di situs P pun terlepas (biasanya akan teraktivasi lagi). Ribosom bergeser (bertranslokasi) sejauh tiga nukleotida di sepanjang mRNA menuju posisi kodon terbuka baru yang terletak di situs A yang kosong, seraya menggerakkan tRNA bermuatan-thr (yang kini melekat ke sebuah dipeptida) dari situs A ke situs P. Situs A dimasuki oleh tRNA ketiga (misalnya, yang dimuati oleh fenilalanin); terbentuk ikatan peptida di antara asam amino kedua dan ketiga; tRNA kedua dari situs P; translokasi ribosom di sepanjang mRNA menampakkan kodon berikutnya bagi arginin di situs A seraya menggeser tRNA bermuatan-phe (yang kini membawa sebuah tripeptida) dari situs A ke situ P; dan demikian seterusnya. Pada akhirnya, sistem tersebut mencapai satu atau lebih kodon nonsense atau kodon stop (UAA, UAG atau UGA), sehingga rantai polipeptida dilepaskan dari tRNA terakhir, tRNA terakhir dilepaskan dari ribosom, dan ribosom dilepaskan dari mRNA. Dengan demikian, ujung 5’ mRNA sama dengan ujung amino rantai polipeptida; ujung 3’ mRNA  sama dengan ujung karboksil rantai polipeptida.

BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein mempunyai fungsi yang unik bagi tubuh, antara lain: Protein menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, Protein bekerja sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh, Memberikan tenaga, jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida. Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat . Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua DNA double helix. Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang trejadi berdasarkan arahan mRNA. Siklus urea merupakan bagian dari siklus nitrogen, yang meliputi reaksi konversi amonia menjadi urea
5.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya . Namun , penulis juga membutuhkan kritik yang membangun untuk menjadikan tambahan ilmu bagi penulisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Campbell, Neil A. 2010. BIOLOGI Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1992. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga
McGilvery,Robert W., 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya:
Airlangga University Press.
Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas Indonesia
Schumm,Dorothy E..1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara
Schaum’s, dkk. 2007. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites